Kesan apa yang muncul ketika melihat gambar rumah disamping?tipikal rumah melayu dengan halaman yang luas, muat untuk 4 mobil seukuran Toyota avanza atau Daihatsu xenia untuk parkir. Rumah sejuk dengan banyak ventilasi udara itulah tempat ngantor, beraktivitas, sekaligus penginapan gratis untuk beberapa karyawan CCS perantauan yang sedang mengerjakan project seluler lokasi Pontianak. Mulai dari project Telkomsel, XL, hingga sekarang yang masih tersisa project HCPT pernah dan masih berbasis di rumah ini.
Satu hal yang mungkin perlu diceritakan adalah fasilitas olaharaga yang ada di rumah ini. Seperangkat alat pingpong lengkap siap untuk dimainkan, manakala suasana jenuh karena pekerjaan menjalar. “mari kita selesaikan masalah di meja hijau” begitu phrasa yang biasa kita pakai sebelum memulai pertandingan tenis meja. Dua atau tiga babak sudah cukup untuk menghasilkan keringat sehat yang mampu menghilangkan sementara kejenuhan dan stress karena pekerjaan.
Seperti apa gambaran anda ketika disebut kata Kalimantan, hutan lebat dengan beragam hewan liar di dalamnya dengan wilayah terisolasi yang sulit ditempuh lewat jalan darat, atau suatu wilayah dengan penduduk asli nya suku dayak yang penuh mistis, gaib tetapi penuh pesona karena keelokan paras wanitanya. Jujur saja, itu hal yang terlintas di benak saya juga ketika pertama kali akan ditugaskan di pulau ini.
Lega sekaligus kecewa mungkin gambaran hati yang pas ketika sudah menginjak bumi khatulistiwa kota Pontianak. Lega karena sebuah kota ramai yang ada, bukan hutan hujan lebat penuh hewan liar, kecewa karena Kalimantan yang terkenal sebagai salah satu paru-paru dunia sudah kehilangan ribuan hektar hutannya, yah…pontianak memang cuma satu kota Kalimantan, tetapi setidaknya apa yang terjadi dengan hutan disini adalah gambaran akan apa yang terjadi dengan hutan di seluruh Kalimantan, hancur dan musnah karena alih fungsi lahan dan perluasan permukiman.
Oh iya, gambar diatas adalah wisata Tugu khatulistiwa. Kalau anda berencana ke Pontianak, jangan lupa untuk mampir ke spot ini, karena tidak sah rasanya pergi ke pontianak kalau belum mengunjungi spot garis 0º ini.
Kota seribu warkop(warung kopi) rasanya juga cocok untuk menggambarkan suasana malam di kota Pontianak ini. Meja, kursi dan tenda yang dipasang di teras depan rumah atau ruko, sederhana dan ala kadarnya, seperti itulah kira-kira gambaran warung kopi yang ada di kota ini, jangan bayangkan dan bandingkan dengan kafe-kafe yang ada di Jakarta,…jauhh. Namun di setiap sudut jalan atau setiap jengkal trotoar dan teras ruko yang dipasangi tenda ciri warung kopi, hampir tak ada kursi yang kosong alias ramai, apalagi malam minggu di jalan gajahmada, yang merupakan pusat nongkrongnya anak ponti, setiap warung kopi penuh sesak. Dan disitulah salah satu spot kita untuk sekedar cuci mata, cuci otak atau begadang sampai ngantuk.
Eka Hariyadi Hartanto - HCPT Project, Kalimantan Barat
0 komentar:
Posting Komentar